Solo City Walk

Solo Citywalk diresmikan pada 1 Oktober 2007 bebarengan dengan perayaan hari habitat sedunia 2007. Meskipun baru selesai satu ruas, tapi sudah terlihat keseriusan Joko Widodo sebagai walikota untuk benar-benar menata Solo. Memang akhir-akhir ini penataan kota Solo terlihat nyata, imbasnya ya... banyak investor yang ngelirik kota kecil ini (seperti apa yang dibahas mas meeftah).
Citywalk yang berlokasi di sepanjang Jl. Slamet Riyadi ini punya konsep cukup berbeda karena tujuan utamanya adalah memperbanyak area ruang publik untuk srawung (berinteraksi) semua lapisan masyarakat. Komponen street furniture yang ada sangat mantab dan eksotis.

Hasil pengamatan saya pribadi, terbentuknya publik space di Solo sangat dipengaruhi ada tidaknya suply makanan (hehehe...) dan di sepanjang Citywalk ini juga tumbuh subur. Di pagi hari para karyawan hingga boss yang berkantor di sepanjang Slamet Riyadi berhamburan mencari sarapan di area ini. Kalau malam hari, "Angkringan" tetap jadi andalan utama wong solo untuk srawung dan mengisi perut.
Yang menarik lagi adalah dengan masih beroperasinya kereta api di sepanjang Citywalk ini bersebelahan langsung dengan mobil dan alat transport lain. Cuma ada satu di Indonesia! Cek aja sekitar jam08.30 pagi dan 16.00 pasti ada kereta lewat pelan-pelan membelah jalan utama kota ini. Tak lupa juga andong yang masih eksis muterin kota. Makin eksotis aja!
Sekedar ajakan, buat semua aja yang mau ke solo, tinggal kita budayakan jalan dan tinggalkan kendaraan bermesin. Buat seniman atau yang sehati dengan seni, sering-sering aja ngadain even seni di sepanjang Citywalk, nggak perlu acara gedhe yang penting sering.
Yakin lah bakal jadi
Citywalk terpanjang dan terramah di dunia... Fasilitas sudah ada tinggal njalaninnya aja kahn....

6 comment:

b33p2 at: 23 Desember 2007 pukul 10.40 mengatakan...

I just return from Solo..It is beautiful and have a great future in architecture. Wish that the major will still holding all the culture and local art. =)

::IloveINDONESIA::

Anonim at: 25 Desember 2007 pukul 08.53 mengatakan...

I would like to give some additional opinion about the statement that most of public spaces in Solo were generated by eating activity. Indeed it is correct, but somehow it's not just that activity. Maybe you can also see in Solo, trade and economical activity still have domination as well as in most cities in south-east asia following the tendency of capitalization and globalization.
Although some expert said that shopping mall such as Solo Grand Mall for instance, is not a naturally public space which is born from the daily activity of its society, yet its existance appeared and accepted by Solo's inhabitants.
Eventhough, i don't like the concept of shopping mall in Indonesia that work a lot in generating over-consumerism; like or dislike we cannot deny its existence as an "unnatural" / pseudo public space

b33p2 at: 26 Desember 2007 pukul 12.54 mengatakan...

well, one or two major shopping mall in certain district is fine i think. just, i dont agree with many shopping mall in one area. which, may increase consumerism. i like the natural public area that you show the details in photos.

for the malls in solo, i prefer the other mall..hum..what's it name? Solo something..? Solo Square..am i correct? ;)
that one feels more comfort.

One think the local community need to consider is about the cleanliness of some historical places. i think those places need more care. :)

Anonim at: 27 Desember 2007 pukul 19.55 mengatakan...

kalo gitu saya bisa jalan2 pake kaki di slamet riyadi tanpa bawa kendaraan dari YK...berhenti di srasiun purwosari....semua yang mewakili solo ada citywalk kira2 begitu ya..?!mmm..sounds interesting

Anonim at: 1 Februari 2008 pukul 15.54 mengatakan...

Sedikit nostalgia
Saya pernah tinggal di solo 11 tahun dan memang Jl Slamet Riyadi ini jadi jantung kota Solo, dengan adanya solo city walk mudah2an akan meningkatkan sektor pariwisata Solo
Akan sangat indah apabila happening2 art diselenggarakan di sepanjang Slamet riyadi ini (City walk), sedikit melihat ke Bandung, di jalan Dago banyak bermunculan even2 pas malam minggu, entah konser musik dll yg bersifat kecil nonformal, dan jika dipadukan dengan desain landscape seperti di Cihampelas Walk, wah bisa dibayangkan menariknya Solo City Walk ini, mengingat banyaknya node2 wisata di sepanjang jalan (ex: Sriwedari, 2 Mall, pusat jajanan dan Kraton), dan satu lagi atraksinya:.... kereta api yang lewat disepanjang Solo City Walk ini...

Dessy Eka Pratiwi at: 9 November 2009 pukul 18.29 mengatakan...

Ayo kita lestarikan kebudayaan Solo Indonesia

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Checkpagerank.net
"sorry this web under maintenance"